PENTINGNYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN UNTUK MAHASISWA
LOXITA PURNAMASARI
1212014065
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA, 2014
ABSTRAK
Pengembangan kepribadian untuk mahasiswa di susun
seiring dengan era globalisasi yang banyak menimbulkan dampak – dampak negatif
bagi pemikiran dan tingkah laku mahasiswa. Makalah ini di susun dengan tujuan
untuk menambah wawasan akan pentingnya pengembangan kepribadian untuk
mahasiswa. Metode
yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah metode
deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan, yaitu studi pustaka.
Hasil yang ingin dicapai oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah
mahasiswa mampu memahami, menerapkan, dan menjaga status kepribadian yang baik
dengan membentengi diri dari era globalisasi yang semakin menghimpit.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas
mata kuliah bahasa indonesia ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan
semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya.
Kepribadian
bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani dan dikembangkan. Kepribadian
merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun dan diupayakan.
Dalam
penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan,
dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam
penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah
ini di susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya
mengenai pentingnya pengembangan kepribadian untuk mahasiswa dan adapun metode
yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan
sumber informasi dari berbagai karya tulis yang berkompeten dengan tema makalah
ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya
untuk para pembaca dan tidak lupa penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan untuk
kedepannya.
Jakarta, 25
November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Perumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
D. Metode Penulisan..............................................................................................2
E. Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB II. PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN.....................................................3
A. Pengertian Pengembangan
Kepribadian...........................................................3
B. Tahap – Tahap Pengembangan
Kepribadian....................................................3
BAB III. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KEPRIBADIAN.....................6
A. Faktor Input..........................................................................................,,,,,.......6
B. Faktor Output..........................................................................................,,,,,....7
BAB IV. SIKAP POSITIF DAN NEGATIF DALAM KEPRIBADIAN...............8
A. Sikap Positif.....................................................................................................8
B. Sikap Negatif...................................................................................................8
BAB V. MENANGGULANGI
DAMPAK NEGATIF
DARI KEPRIBADIAN YANG SALAH...............................................................9
A. Memelihara dan Memupuk
Rasa Percaya Diri...............................................9
B. Mempertahankan Rasa
Percaya Diri.............................................................10
BAB VI. PENUTUP.............................................................................................11
A. Simpulan........................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kepribadian
seseorang, selain bermodal kapasitas fitrah sejak lahir dari warisan genetika
orang tuanya, ia juga terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya. Proses
internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Pernyataan
penulis ini didukung dengan adanya Teori Tabula Rasa dalam bukunya yang
berjudul “An Essay Concerning Human
Understanding” (John Locke, 1690:398).
Makalah
ini di susun seiring era globalisasi yang banyak
menimbulkan dampak – dampak negatif bagi pemikiran dan tingkah laku mahasiswa.
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk menambah wawasan akan pentingnya
pengembangan kepribadian untuk mahasiswa. Metode yang penulis ambil dalam
penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang memberikan
gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin. Jenis penelitian deskriptif
yang digunakan, yaitu studi pustaka. Studi pustaka merupakan penelaahan secara
intensif melalui sumber data berupa buku maupun
artikel yang dikutip dari media elektronik. Hasil yang ingin dicapai
oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mampu memahami,
menerapkan, dan menjaga status kepribadian yang baik dengan membentengi diri
dari era globalisasi yang semakin menghimpit.
B. Perumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan pengembangan kepribadian?
2. Apa saja
faktor – faktor penghambat kepribadian terhadap mahasiswa?
3. Apa saja
sikap positif dan negatif dalam kepribadian terhadap mahasiswa?
4. Bagaimana
cara menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian pengembangan kepribadian.
2. Untuk
mengetahui faktor – faktor penghambat kepribadian terhadap mahasiswa.
3. Untuk mengetahui
sikap positif dan negatif dalam kepribadian terhadap mahasiswa.
4. Untuk
menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah terhadap mahasiswa.
D. Metode
Penulisan
Karya tulis ini menggunakan metode
deskriptif, yaitu metode yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan
sejelas mungkin. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan, yaitu studi
pustaka. Studi pustaka merupakan penelaahan secara intensif melalui sumber data
berupa buku maupun artikel yang dikutip dari media elektronik.
E. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan dari
makalah ini ditulis secara sistematis dengan penjabaran awal, yaitu bab
pendahuluan diiringi dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Setelah itu bab isi, dimana
terdapat pengertian pengembangan kepribadian, tahap – tahap pengembangan
kepribadian, faktor – faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif
dalam kepribadian, serta cara menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang
salah. Makalah ini diakhiri dengan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
BAB II
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
A. Pengertian
Pengembangan Kepribadian
“Pengembangan
kepribadian berarti kemauan diri sendiri
untuk menata aspek internal diri atau sikap batin, dan aspek perilaku eksternal
diri, yaitu cara seseorang menampilkan diri atau tampak sisi luar diri di
persepsi orang lain.” (Djajendra, 2011:312)
B. Tahap
– Tahap Pengembangan Kepribadian
1. Masa
bayi (Infancy) ditandai adanya
kecenderungan trust – mistrust.
Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai
orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi
orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu
kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia
bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda
asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau
menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
2. Masa
kanak-kanak awal (Early Childhood) ditandai
adanya kecenderungan autonomy – shame,
doubt. Pada masa ini sampai batas – batas tertentu anak sudah bisa
berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol
sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia juga
telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali
minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa
prasekolah (Preschool Age) ditandai
adanya kecenderungan initiative – guilty.
Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan
kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi
karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan.
Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan
untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.[1]
4. Masa
Sekolah (School Age) ditandai adanya
kecenderungan industry – inferiority.
Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak
sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk
mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak
lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan
kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Masa
Remaja (Adolescence) ditandai adanya
kecenderungan identity – identity confusion.
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan
kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering
sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan
dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya
mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap
peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
6. Masa
Dewasa Awal (Young Adulthood)
ditandai adanya kecenderungan intimacy –
isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat
dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai
longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya
dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan
untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang
akrab atau renggang dengan yang lainnya.[2]
7. Masa
Dewasa (Adulthood) ditandai adanya
kecenderungan generativity – stagnation.
Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai
puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas,
kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat.
Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak
mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap
pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal –
hal tertentu ia mengalami hambatan.
8. Masa
Hari Tua (Senescence) ditandai adanya
kecenderungan ego integrity – despair.
Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua
yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang
telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin
ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi
karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai.
Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi
masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan
dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
[1]Akhamd Sudrajat, M.Pd, “Tahapan Pengembangan Kepribadian”,diakses
dari http://belajarpsikolog.com/tahapan-perkembangan-kepribadian/,
(25 November 2014), pukul 18.00 WIB.
BAB III
FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KEPRIBADIAN
A. Faktor
Input
1. Tidak
mempunyai tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup sering disebut juga rencana
ataupun target. Mahasiswa yang tidak mempunyai tujuan hidup, mereka tidak
memiliki keyakinan, moral, atau standar yang akan mengendalikan hidup untuk
mencapai puncak kesuksesan.
2. Kurangnya
motivasi dalam hidup. Hal ini membuat mahasiswa seringkali loyo, tak bergairah,
tidak ada dinamika, dan tidak akan menghasilkan perubahan seperti yang
diinginkan.
3. Mempunyai
problema. Problem atau masalah yang dihadapi mahasiswa berpengaruh besar pada
tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan suatu tugas.
4. Tidak
percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang dimiliki mahasiswa seringkali
membuat kegagalan yang berujung dengan penyesalan.
5. Kurang
kreatif. Kurangnya kekreatifitasan membuat mahasiswa tidak memiliki nilai lebih
atau keistimewaan dari mahasiswa lainnya, mahasiswa seperti ini sulit untuk
berkembang dan menciptakan inovasi baru.
6. Sudah
merasa puas. Perasaan cepat puas yang dimiliki mahasiswa mengakibatkan
mahasiswa tidak bisa mengukur kemampuannya tentang suatu hal dan sangat
membatasi bagi perkembangan pola pikir dan sikapnya.
7. Mudah
menyerah. Sikap mudah menyerah menjadikan mahasiswa memiliki kemampuan yang
terbatas.[3]
B. Faktor
Output
1. Faktor
tradisi budaya
Setiap mahasiswa memiliki perbedaan tradisi,
adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi atau kebudayaan setiap mahasiswa
memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik menyangkut
cara berpikir, bersikap atau cara berperilaku. Faktor ini mengakibatkan
kesenjangan antar sesama mahasiswa.
2. Pengaruh
perkembangan zaman
Perkembangan zaman atau sering disebut dengan
istilah globalisasi merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dihindari.Globalisasi
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
mampu mengubah dunia secara mendasar bagi mahasiswa.Ada beberapa media yang
berdampak buruk atau sebagai penghambat kepribadian pada mahasiswa, yaitu
televisi dan media cetak.Kedua media ini di satu sisi memberikan pembelajaran
yang menambah wawasan dan memiliki manfaat seperti menambah informasi dan
pengetahuan dalam interaksi mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Namun
disisi lain media-media tersebut memberikan asupan negatif bagi mahasiswa,
seperti hal-hal porno yang dikemas halus dalam media televisi dan cetak.[4]
[3]S. Sulaksono, “Cara untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri”, diakses
dari http://artikel-luar-biasa.blogspot.com/2012/02/cara-untuk-menumbuhkan-rasa-percaya.html/,
(25 November 2014), pukul 18.10 WIB.
[4]Mohammad Taufan Pramono, “Pengaruh Globalisasi”, diakses dari http://ketikabersuara.blogspot.com/2012/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-akhlak.html/,
(25 November 2014), pukul 18.35 WIB.
BAB IV
SIKAP POSITIF DAN NEGATIF DALAM KEPRIBADIAN
A. Sikap
Positif
Merupakan
wujud nyata mahasiswa dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal – hal
positif untuk menyatakan sifat yang positif, mahasiswa tidak hanya
mengekspresikannya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya, dan
cara menghadapi masalah.
B. Sikap
Negatif
Sikap
negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan mahasiswa pada kesulitan
diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih, suara parau,
penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidakmenyenangkan, dan tidak percaya
diri.
BAB V
MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF
DARI KEPRIBADIAN YANG SALAH
A. Memelihara
dan Memupuk Rasa Percaya Diri
Percaya
diri memberikan kita kebebasan untuk melakukan kesalahan dan mengatasi dengan
kegagalan tanpa membuat diri kita tidak berharga.Dengan kepercayaan diri,
secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri kepada orang lain
juga. Namun seperti kata pepatah, “Practice
makes a man perfect.” Jadi yang harus dilakukan mahasiswa adalah mencoba
dan mengimplentasikan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari :
1. Kenali
rasa ketidaknyamanan. Kenali apa yang tidak anda sukai, yang membuat anda
kurang nyaman dan cari solusinya.
2. Kenali
kesuksesan. Mengenali kesuksesan dan apa kelebihan anda. Kembangkan dengan
ikhtiar dan percaya diri.
3. Bersyukurlah
atas apa yang sudah dimiliki. Rasa syukur menjadikan kita percaya diri atas apa
yang sudah dimiliki.
4. Selalu berpikiran
positif. Pemikiran positif berpengaruh pada keputusan yang akan diambil.
5. Berpakaian
dengan rapi. Selalu berpakaian rapi dan tampil beda memberikan ciri khas khusus
adanya kepercayaan diri.
6. Berjalan
dengan cepat. Cara berjalan yang cepat memberi kepercayaan bahwa seseorang itu
memiliki sikap cepat, tanggap, dan luwes.
7. Berikan
pujian kepada orang lain
Dengan
memberi pujian, kita meyakini bahwa seseorang tersebut menyukainya.[5]
8. Duduk di
bangku paling depan
Hal ini
memberi keyakinan terhadap ilmu yang pasti mudah diserap.
9. Berbicaralah
dan tersenyumlah
Sikap
ini memberikan keyakinan bahwa kita baik-baik saja.
10. Berolahraga
Dengan
berolahraga jasmani akan terasa lebih sehat dan kepercayaan diri akan
bertambah.
B. Mempertahankan
Rasa Percaya Diri
Mempertahankan
percaya diri penting, karena tidak selamanya mahasiswa akan terus percaya diri.
Apalagi ketika mahasiswa menghadapi hal yang baru dalam kehidupannya. Jadi yang
harus dilakukan mahasiswa, antara lain
1. Perluas
ilmu pengetahuan
Apapun
yang ingin dilakukan, kalau mahasiswa mempunyai pengetahuan yang baik, maka
mahasiswa tersebut pasti tampil percaya diri.
2. Rayakan
kesuksesan masa lalu
Rayakanlah
kesuksesan di masa lalu dengan bersyukur.
3. Perkuat
keyakinan
Perkuat keyakinan
melalui sugesti dengan cara affirmasi dan visualisasi.
4. Carilah
orang-orang ahli yang bisa membantu
Orang-orang
ahli tersebut bisa ditemukan di video, artikel, seminar, atau via telepon.
Seorang ahli akan membantu memfokuskan pada tujuan dan mengendalikan untuk
selalu semangat dan percaya diri.[6]
[5] Widjono Hs, Bahasa Indonesia,
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo,
2007), hlm.5.
[6]Ibid.
|
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Kepribadian
bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani, dan dikembangkan. Kepribadian
merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun, dan diupayakan, sehingga ada
tahap-tahap pengembangan kepribadian, faktor – faktor penghambat kepribadian, sikap positif
dan negatif dalam kepribadian, dan cara menanggulangi
dampak negatif dari kepribadian yang salah.
B. Saran
Harapan penulis kepada para
pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran terhadap karya tulis ini,
karena karya tulis ini mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan yang sifatnya
mendidik atau membimbing.
DAFTAR
PUSTAKA
Hs,
Widjono. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di
Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Sudrajat,
Akhmad, M.Pd. “Tahapan Pengembangan Kepribadian.”
(23
Okt.2010).
Sulaksono
S. “Cara untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri.”
http://artikel-luar-biasa.blogspot.com/2012/02/cara-untuk-menumbuhkan-rasa-percaya.html
(27 Feb. 2012).
Taufan Pramono,
Mohammad. “Pengaruh Globalisasi.”
http://ketikabersuara.blogspot.com/2012/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-akhlak.html
(16 Mar. 2012).