19/12/14

Makalah Pengembangan Kepribadian






PENTINGNYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN UNTUK MAHASISWA






LOXITA PURNAMASARI
1212014065




FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA, 2014




ABSTRAK

Pengembangan kepribadian untuk mahasiswa di susun seiring dengan era globalisasi yang banyak menimbulkan dampak – dampak negatif bagi pemikiran dan tingkah laku mahasiswa. Makalah ini di susun dengan tujuan untuk menambah wawasan akan pentingnya pengembangan kepribadian untuk mahasiswa. Metode yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan, yaitu studi pustaka. Hasil yang ingin dicapai oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mampu memahami, menerapkan, dan menjaga status kepribadian yang baik dengan membentengi diri dari era globalisasi yang semakin menghimpit.
  

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya.
Kepribadian bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani dan dikembangkan. Kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun dan diupayakan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini di susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya mengenai pentingnya pengembangan kepribadian untuk mahasiswa dan adapun metode yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis yang berkompeten dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan untuk kedepannya.


Jakarta, 25 November 2014

Penulis


DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B.    Perumusan Masalah...........................................................................................1
C.    Tujuan Penulisan...............................................................................................2
D.    Metode Penulisan..............................................................................................2
E.     Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB II. PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN.....................................................3
A.    Pengertian Pengembangan Kepribadian...........................................................3
B.     Tahap – Tahap Pengembangan Kepribadian....................................................3
BAB III. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KEPRIBADIAN.....................6
A.    Faktor Input..........................................................................................,,,,,.......6
B.     Faktor Output..........................................................................................,,,,,....7
BAB IV. SIKAP POSITIF DAN NEGATIF DALAM KEPRIBADIAN...............8
A.    Sikap Positif.....................................................................................................8
B.     Sikap Negatif...................................................................................................8
BAB V. MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF
DARI KEPRIBADIAN YANG SALAH...............................................................9
A.    Memelihara dan Memupuk Rasa Percaya Diri...............................................9
B.     Mempertahankan Rasa Percaya Diri.............................................................10
BAB VI. PENUTUP.............................................................................................11
A.    Simpulan........................................................................................................11
B.     Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kepribadian seseorang, selain bermodal kapasitas fitrah sejak lahir dari warisan genetika orang tuanya, ia juga terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya. Proses internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Pernyataan penulis ini didukung dengan adanya Teori Tabula Rasa dalam bukunya yang berjudul “An Essay Concerning Human Understanding” (John Locke, 1690:398).
Makalah ini di susun seiring era globalisasi yang banyak menimbulkan dampak – dampak negatif bagi pemikiran dan tingkah laku mahasiswa. Makalah ini di susun dengan tujuan untuk menambah wawasan akan pentingnya pengembangan kepribadian untuk mahasiswa. Metode yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan, yaitu studi pustaka. Studi pustaka merupakan penelaahan secara intensif melalui sumber data berupa buku maupun  artikel yang dikutip dari media elektronik. Hasil yang ingin dicapai oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mampu memahami, menerapkan, dan menjaga status kepribadian yang baik dengan membentengi diri dari era globalisasi yang semakin menghimpit.
B.     Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengembangan kepribadian?
2.      Apa saja faktor – faktor penghambat kepribadian terhadap mahasiswa?
3.      Apa saja sikap positif dan negatif dalam kepribadian terhadap mahasiswa?
4.      Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian pengembangan kepribadian.
2.      Untuk mengetahui faktor – faktor penghambat kepribadian terhadap mahasiswa.
3.      Untuk mengetahui sikap positif dan negatif dalam kepribadian terhadap mahasiswa.
4.      Untuk menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah terhadap mahasiswa.
D.    Metode Penulisan
Karya tulis ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan, yaitu studi pustaka. Studi pustaka merupakan penelaahan secara intensif melalui sumber data berupa buku maupun artikel yang dikutip dari media elektronik.
E.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah ini ditulis secara sistematis dengan penjabaran awal, yaitu bab pendahuluan diiringi dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Setelah itu bab isi, dimana terdapat pengertian pengembangan kepribadian, tahap – tahap pengembangan kepribadian, faktor – faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif dalam kepribadian, serta cara menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah. Makalah ini diakhiri dengan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
A.    Pengertian Pengembangan Kepribadian
“Pengembangan kepribadian berarti kemauan diri  sendiri untuk menata aspek internal diri atau sikap batin, dan aspek perilaku eksternal diri, yaitu cara seseorang menampilkan diri atau tampak sisi luar diri di persepsi orang lain.” (Djajendra, 2011:312)
B.     Tahap – Tahap Pengembangan Kepribadian
1.      Masa bayi (Infancy) ditandai adanya kecenderungan trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
2.      Masa kanak-kanak awal (Early Childhood) ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai batas – batas tertentu anak sudah  bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain  dia juga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3.      Masa prasekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.[1]
4.      Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry – inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5.      Masa Remaja (Adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – identity confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas  diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
6.      Masa Dewasa Awal (Young Adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini  ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.[2]
7.      Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity – stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.
8.      Masa Hari Tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.


[1]Akhamd Sudrajat, M.Pd, “Tahapan Pengembangan Kepribadian”,diakses dari http://belajarpsikolog.com/tahapan-perkembangan-kepribadian/, (25 November 2014), pukul 18.00 WIB.
[2]Ibid.

BAB III
FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KEPRIBADIAN
A.    Faktor Input
1.      Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup sering disebut juga rencana ataupun target. Mahasiswa yang tidak mempunyai tujuan hidup, mereka tidak memiliki keyakinan, moral, atau standar yang akan mengendalikan hidup untuk mencapai puncak kesuksesan.
2.      Kurangnya motivasi dalam hidup. Hal ini membuat mahasiswa seringkali loyo, tak bergairah, tidak ada dinamika, dan tidak akan menghasilkan perubahan seperti yang diinginkan.
3.      Mempunyai problema. Problem atau masalah yang dihadapi mahasiswa berpengaruh besar pada tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan suatu tugas.
4.      Tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang dimiliki mahasiswa seringkali membuat kegagalan yang berujung dengan penyesalan.
5.      Kurang kreatif. Kurangnya kekreatifitasan membuat mahasiswa tidak memiliki nilai lebih atau keistimewaan dari mahasiswa lainnya, mahasiswa seperti ini sulit untuk berkembang dan menciptakan inovasi baru.
6.      Sudah merasa puas. Perasaan cepat puas yang dimiliki mahasiswa mengakibatkan mahasiswa tidak bisa mengukur kemampuannya tentang suatu hal dan sangat membatasi bagi perkembangan pola pikir dan sikapnya.
7.      Mudah menyerah. Sikap mudah menyerah menjadikan mahasiswa memiliki kemampuan yang terbatas.[3]

B.     Faktor Output
1.      Faktor tradisi budaya
Setiap mahasiswa memiliki perbedaan tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi atau kebudayaan setiap mahasiswa memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik menyangkut cara berpikir, bersikap atau cara berperilaku. Faktor ini mengakibatkan kesenjangan antar sesama mahasiswa.
2.      Pengaruh perkembangan zaman
Perkembangan zaman atau sering disebut dengan istilah globalisasi merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dihindari.Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar bagi mahasiswa.Ada beberapa media yang berdampak buruk atau sebagai penghambat kepribadian pada mahasiswa, yaitu televisi dan media cetak.Kedua media ini di satu sisi memberikan pembelajaran yang menambah wawasan dan memiliki manfaat seperti menambah informasi dan pengetahuan dalam interaksi mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Namun disisi lain media-media tersebut memberikan asupan negatif bagi mahasiswa, seperti hal-hal porno yang dikemas halus dalam media televisi dan cetak.[4]



[3]S. Sulaksono, “Cara untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri”, diakses dari http://artikel-luar-biasa.blogspot.com/2012/02/cara-untuk-menumbuhkan-rasa-percaya.html/, (25 November 2014), pukul 18.10 WIB.
[4]Mohammad Taufan Pramono, “Pengaruh Globalisasi”, diakses dari http://ketikabersuara.blogspot.com/2012/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-akhlak.html/, (25 November 2014), pukul 18.35 WIB.

BAB IV
SIKAP POSITIF DAN NEGATIF DALAM KEPRIBADIAN
A.    Sikap Positif
Merupakan wujud nyata mahasiswa dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal hal positif untuk menyatakan sifat yang positif, mahasiswa tidak hanya mengekspresikannya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya, dan cara menghadapi masalah.
B.     Sikap Negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan mahasiswa pada kesulitan diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih, suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidakmenyenangkan, dan tidak percaya diri.

BAB V
MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF
DARI KEPRIBADIAN YANG SALAH
A.    Memelihara dan Memupuk Rasa Percaya Diri
Percaya diri memberikan kita kebebasan untuk melakukan kesalahan dan mengatasi dengan kegagalan tanpa membuat diri kita tidak berharga.Dengan kepercayaan diri, secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri kepada orang lain juga. Namun seperti kata pepatah, “Practice makes a man perfect.” Jadi yang harus dilakukan mahasiswa adalah mencoba dan mengimplentasikan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari :
1.      Kenali rasa ketidaknyamanan. Kenali apa yang tidak anda sukai, yang membuat anda kurang nyaman dan cari solusinya.
2.      Kenali kesuksesan. Mengenali kesuksesan dan apa kelebihan anda. Kembangkan dengan ikhtiar dan percaya diri.
3.      Bersyukurlah atas apa yang sudah dimiliki. Rasa syukur menjadikan kita percaya diri atas apa yang sudah dimiliki.
4.      Selalu berpikiran positif. Pemikiran positif berpengaruh pada keputusan yang  akan diambil.
5.      Berpakaian dengan rapi. Selalu berpakaian rapi dan tampil beda memberikan ciri khas khusus adanya kepercayaan diri.
6.      Berjalan dengan cepat. Cara berjalan yang cepat memberi kepercayaan bahwa seseorang itu memiliki sikap cepat, tanggap, dan luwes.
7.      Berikan pujian kepada orang lain
Dengan memberi pujian, kita meyakini bahwa seseorang tersebut menyukainya.[5]

8.      Duduk di bangku paling depan
Hal ini memberi keyakinan terhadap ilmu yang pasti mudah diserap.
9.      Berbicaralah dan tersenyumlah
Sikap ini memberikan keyakinan bahwa kita baik-baik saja.
10.  Berolahraga
Dengan berolahraga jasmani akan terasa lebih sehat dan kepercayaan diri akan bertambah.
B.     Mempertahankan Rasa Percaya Diri
Mempertahankan percaya diri penting, karena tidak selamanya mahasiswa akan terus percaya diri. Apalagi ketika mahasiswa menghadapi hal yang baru dalam kehidupannya. Jadi yang harus dilakukan mahasiswa, antara lain
1.      Perluas ilmu pengetahuan
Apapun yang ingin dilakukan, kalau mahasiswa mempunyai pengetahuan yang baik, maka mahasiswa tersebut pasti tampil percaya diri.
2.      Rayakan kesuksesan masa lalu
Rayakanlah kesuksesan di masa lalu dengan bersyukur.
3.      Perkuat keyakinan
Perkuat keyakinan melalui sugesti dengan cara affirmasi dan visualisasi.
4.      Carilah orang-orang ahli yang bisa membantu
Orang-orang ahli tersebut bisa ditemukan di video, artikel, seminar, atau via telepon. Seorang ahli akan membantu memfokuskan pada tujuan dan mengendalikan untuk selalu semangat dan percaya diri.[6]



[5] Widjono Hs, Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.5.
[6]Ibid.
BAB VI
PENUTUP
A.    Simpulan
Kepribadian bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani, dan dikembangkan. Kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun, dan diupayakan, sehingga ada tahap-tahap pengembangan kepribadian, faktor faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif dalam kepribadian, dan cara  menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah.
B.     Saran
Harapan penulis kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran terhadap karya tulis ini, karena karya tulis ini mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan yang sifatnya mendidik atau membimbing.



DAFTAR PUSTAKA

Hs, Widjono. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
            Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Sudrajat, Akhmad, M.Pd. “Tahapan Pengembangan Kepribadian.”
(23 Okt.2010).
Sulaksono S. “Cara untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri.”
Taufan Pramono, Mohammad. “Pengaruh Globalisasi.”